Published on September 06, 2024
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu dalam mengembangkan potensi dan memperoleh kesempatan untuk mencapai kehidupannya yang lebih baik.
Namun, sayangnya masih banyak masyarakat pedesaan yang belum mendapatkan akses yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas seperti di perkotaan.
Kesenjangan pendidikan ini menjadi salah satu tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kesetaraan dan kemajuan dalam masyarakat.
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran teknologi dalam mengurangi kesenjangan pendidikan di masyarakat pedesaan, menyajikan kisah sukses, serta menyoroti tantangan dan solusi potensial dalam penerapannya.
Di sejumlah daerah pedesaan, kesenjangan digital masih menjadi masalah serius. Keterbatasan infrastruktur seperti kurangnya akses internet, minimnya perangkat teknologi, dan kurangnya dukungan teknis menghambat siswa dan guru dalam memanfaatkan teknologi untuk belajar.
Menurut laporan dari The Economist Intelligence Unit, Indonesia menempati peringkat ke-11 dari 14 negara Asia Pasifik dalam hal ketersediaan dan kualitas infrastruktur digital untuk masyarakat pedesaan. Sebanyak 14% desa di Indonesia tidak memiliki akses internet sama sekali, sehingga masyarakat di desa sulit mendapatkan informasi dan akses ke layanan online.
Lembaga Demografi Universitas Indonesia juga mengeluarkan hasil survei bahwa 92% guru di pedesaan belum memiliki keterampilan teknologi informasi yang memadai. Sebanyak 32% di antaranya juga masih belum memanfaatkan teknologi untuk proses belajar mengajar secara optimal.
Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan, memperlebar jurang antara siswa di daerah pedesaan dan perkotaan dalam hal pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan era digital.
Ada beberapa program ataupun inisiatif yang terbukti berhasil mengangkat teknologi menjembatani kesenjangan pendidikan di daerah pedesaan.
Salah satunya adalah Rumah Belajar, sebagai platform e-learning buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang menyediakan materi pembelajaran secara online bagi siswa di seluruh Indonesia, termasuk di daerah pedesaan.
Dengan menyediakan akses gratis ke berbagai materi pembelajaran, Rumah Belajar membantu siswa di berbagai daerah untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan meskipun adanya keterbatasan akses ke sekolah atau perpustakaan fisik.
Contoh kedua yakni program 'Internet Goes to School', yang berfokus pada penyediaan akses internet dan perangkat komputer di sekolah-sekolah pedesaan di Afrika.
Program ini telah membantu sekolah-sekolah pedesaan untuk terhubung ke dunia luar, meningkatkan pembelajaran kolaboratif, dan menyediakan akses ke sumber daya belajar yang sebelumnya tidak tersedia.
1. Akses terhadap Sumber Daya dan Informasi: Teknologi memungkinkan guru dan siswa di daerah pedesaan untuk mengakses berbagai materi pembelajaran dan informasi yang tersedia secara online, memperkaya proses belajar-mengajar.
2. Kesempatan Belajar Interaktif: Dengan teknologi, siswa dapat terlibat dalam pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik melalui video pembelajaran, aplikasi edukasi, dan platform e-learning.
3. Kerjasama dengan Sekolah Lain dan Pakar: Teknologi memungkinkan sekolah di daerah pedesaan untuk berkolaborasi dengan sekolah lain dan para pakar di berbagai bidang, memperluas jaringan pembelajaran dan pengetahuan.
Sayangnya, masih terdapat tantangan seperti keterbatasan anggaran dalam menyediakan perangkat teknologi dan infrastruktur yang memadai ke daerah pedesaan.
Solusi potensialnya adalah melibatkan kemitraan dengan sektor swasta melalui program CSR untuk pengadaan teknologi di sekolah-sekolah pedesaan.
Selain infrastruktur, banyak guru di pedesaan yang juga belum terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam pengajaran. Sehingga dibutuhkan rangkaian pelatihan dan dukungan teknis yang berkelanjutan untuk memastikan teknologi digunakan secara efektif.
Faktor penentu lainnya adalah pelibatan orang tua dan anggota masyarakat dalam upaya penerapan teknologi agar lebih memahami manfaatnya, termasuk melalui kampanye kesadaran dan pendidikan literasi digital.
Kesimpulan yang bisa kita tarik dari fakta-fakta dalam artikel ini adalah teknologi memiliki potensi besar untuk menjembatani kesenjangan pendidikan di masyarakat pedesaan dengan menyediakan akses yang lebih luas ke sumber daya belajar, menciptakan peluang baru untuk kolaborasi, dan memberdayakan guru serta siswa.
Namun, untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan upaya kolaboratif dari sekolah, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat transformasi pendidikan yang efektif di daerah pedesaan, mendorong kesetaraan akses pendidikan dan pembangunan berkelanjutan.
***
Mari Bertualang dan Belajar Bahasa Inggris di
Bergabung dan dapatkan lebih banyak berita menarik serta penawaran khusus!