Published on September 17, 2024
Di dunia global saat ini, kompetensi bahasa Inggris menjadi semakin penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan peluang karir. Namun, perannya dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) sering kali diabaikan.
Agar tidak terus-menerus diabaikan, LearningRoom Teacher Community menggagas sebuah webinar pendidikan yang ingin menggugah pemikiran tentang pentingnya kemahiran bahasa Inggris dalam menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan SDGs.
Webinar bertajuk, 'Changemakers Hub - Pencapaian Target SDGs: Membangun Pendidikan Inklusif dan Menjembatani Kesenjangan dengan Kompetensi Bahasa Inggris', memiliki fokus pembahasan pada hubungan antara pendidikan inklusif dan pencapaian SDGs melalui pengembangan keterampilan bahasa Inggris.
Termasuk memperdalam pemahaman tentang peran pendidikan dalam berkontribusi terhadap SDGs kepada masyarakat luas, dan bagaimana kompetensi bahasa Inggris memainkan peran penting dalam konteks ini.
Turut diundang agar diskusinya makin hidup; perwakilan dari Bappenas RI, Dr. Sanjoyo, yang juga seorang SDGs Manager, kemudian Fahmi Abdillah, selaku General Manager di SocialImpact.id, serta Avinda Akil, yang mewakili media pembelajaran digital bahasa Inggris, LearningRoom.
Simak rangkuman paparan dari para pembicara terhormat di atas dalam berbagi keahlian mereka tentang bagaimana kompetensi bahasa Inggris dapat menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan SDGs.
Di awal paparannya, Dr. Sanjoyo ingin berbagi informasi terkait sejarah lahirnya SDGs, yang mulai diikrarkan sebagai Millenium Development Goals (MDGs) pada periode tahun 2000 hingga 2015; dengan mencakup 8 Goal, 18 Target, serta 67 indikator.
Baru kemudian Sustainable Development Goals (SDGs), atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), disepakati oleh Sidang Umum PBB oleh 193 negara, di bulan September 2015.
Dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan TPB di Indonesia dituangkan dalam Perpres no.111 tahun 2020, yang juga merupakan pemuktahiran aturan sebelumnya, Perpres no.59 tahun 2017. Aturan baru ini menambahkan pasal pendanaan inovatif selain APBN, APBD, atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
Beliau memaparkan beberapa data, statistik serta progres perkembangan upaya pencapaian SDGs di Indonesia. Dari 224 indikator, baru sekitar 62 persen (138 indikator) yang tercapai. Kemajuan paling nyata terlihat pada lingkungan, hukum tata kelola, dan ekonomi.
Di bidang pendidikan, Indonesia masih sedikit tertinggal dibandingkan beberapa negara tetangga dan Asia untuk tingkat penyelesaian pendidikan pada tiap jenjangnya. Meski mengalami tren kenaikan di tiga tahun terakhir, namun diperlukan upaya percepatan untuk mengoptimalkan kualitas hasil belajar di semua jenjang.
BAGAIMANA MENGINTEGRASIKAN SDGs DI SEKOLAH? SIMAK SECARA LENGKAPNYA DI SINI!
Menurut Fahmi, pendidikan adalah salah satu kunci dalam pencapaian SDGs, yang mana pendidikan berkualitas bukan semata tujuan pencapaian melainkan juga merupakan pondasi kuat guna mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan lainnya.
Seperti misalnya untuk mencapai tujuan SDGs no.2 - Zero Hunger, atau tanpa kelaparan, dengan adanya pendidikan berkualitas kita bisa melakukan program hidroponik dan bertani di perkotaan. Aktivitasnya adalah memberi edukasi kepada masyarakat yang menghasilkan pengentasan kelaparan dan bahkan termasuk penanganan stunting, yang merupakan target SDGs nomor 3.
"Kalau diskemakan, SDGs adalah tujuan suatu perjalanan yang harus kita tempuh dengan banyak pilihan kendaraan berwujud CSR, ESG, CSV, ataupun pelibatan masyarakat," ungkap Fahmi menjelaskan. "Jadi menggunakan pendekatan manakah kita mau menuju SDGs tersebut? Nah, ada banyak caranya!"
Kita bisa melakukannya dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang inovatif antara anggota komunitas dan para pemangku kepentingan untuk ambil tindakan bersama kemudian menghasilkan solusi masalah bersama.
Hal ini secara nyata dibuktikan oleh pemerintah Finlandia yang mengusung konsep sekolah sebagai Pusat Komunitas. Maksudnya adalah sekolah bukan semata tempat belajar namun menjadi pusat kegiatan masyarakat yang bisa diikuti oleh orang tua, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Ini merupakan salah satu strategi pencapaian pendidikan berkualitas yang telah dilakukan oleh Finlandia, sebuah negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia
MAU TAHU PAPARANNYA LEBIH LENGKAP, CEK DI SINI!
***
Mari Bertualang dan Belajar Bahasa Inggris di
Bergabung dan dapatkan lebih banyak berita menarik serta penawaran khusus!